Skip navigation.
Home

Begini Penyebab Permintaan Menurun, Perajin Genteng Rumahan Tetap Bertahan

Hujan yang selalu mengguyur sepanjang sekian hari ini sudah cukup merepotkan beragam kelompok orang-orang. Terkecuali beresiko pada terjadinya bencana, baik banjir ataupun longsor, hujan dengan intensitas tinggi ini buat beberapa pengrajin genteng rumahan tiarap.
Produksi harga genteng keramik juga turun mencolok dengan hadirnya hujan yg tidak mengetahui saat di satu tahun lebih ini. Penurunan produksi genteng rumahan dapat menjangkau 50 %. Seperti yang berlangsung di Desa Talangsuko, Kecamatan Turen.
” Hujan selalu buat produksi genteng turunnya banyak di banding cocok musim kemarau, ” kata Mufid (43), perajin genteng rumahan Desa Talangsuko, Jumat (22/12).
Pada musim kemarau, Mufid dapat menghasilkan genteng 2 x dalam sebulan. Tiap-tiap produksi yang masih tetap menggunakan langkah konvensional ini dapat hasilkan 30 ribu genteng. Tapi, dengan datangnya penghujan yang terus-terusan Munif cuma dapat berproduksi 1x dalam satu bulan. Berbeda dengan genteng metal yang diproduksi oleh pabrik besar.
” Jumlahnya alami penurunan 50 %. Jadi, sekali produksi saat ini cuma bisa 15 ribu genteng saja, ” katanya.
Persoalannya yaitu dalam sistem pengeringan, genteng memerlukan sinar matahari. Tidak ada sinar matahari dengan segera, produksi genteng tidak dapat jalan maksimum. Tak sejalan dengan atap polycarbonate.
Penurunan produksi itu beresiko segera pada pendapatan Munif dan warga yang lain yang menekuni produksi genteng rumahan ini. Beberapa perajin di Desa Talangsuko ini umumnya jual gentengnya seharga Rp 800 ribu untuk seribu biji. Atau Rp 1. 000 per biji genteng dengan bahan baku merk Mantili Nglayur yang dihadirkan dari lokasi Kepanjen.
” Berapakah th. ini merasa sekali turunnya pendapatan. Hujan terus-menerus turun. Tapi ini telah jadi pekerjaan turun temurun, ” tutur bapak dua anak ini.
baca juga : harga plafon gypsum
Dengan rekan-rekannya satu profesi di lokasi setempat, Munif tetaplah bertahan dalam hadapi cuaca hujan yg tidak dapat diperkirakan ini. ” Dari genteng ini, saya hidup serta dapat menafkahi keluarga. Jadi, erus berproduksi walaupun juga keadaannya begini, ” ujarnya.